Saturday, April 9, 2016

Menyewa Mobil untuk Travelling di Britania Raya

Senior - senior saya yang kuliah di Glasgow tahun 2014/15 lalu menceritakan pengalaman mereka road trip di beberapa kota di Britania Raya.
'Kok bisa?', batinku.
Maksudku, apakah memang road trip itu lebih murah, lebih aman, dan yang paling penting, bisa terlaksana, mengingat tidak semua pelajar Indonesia memiliki SIM internasional. Ternyata bisa!.

Perdana Menyetir: Ke Stirling

Road Trip pertama saya terlaksana bahkan sebulan setelah saya tiba di Glasgow, tepatnya pada 19 Oktober 2015. Ketika itu, saya mengunjungi Oban, kota pelabuhan yang terkenal dengan seafood platter-nya. Namun, saat itu, saya tidak menyetir. Barulah pada 17 Desember 2015, saya mendapat kesempatan untuk menyetir mobil ke Stirling, 30 miles atau 48 kilometer dari Glasgow atau sekitar 1 jam perjalanan.

Kami menyewa mobil dari Enterprise. Waktu ke Oban, kami sewa mobil lewat Avis. Konon Enterprise sedikit lebih murah sehingga kami putuskan untuk menyewa dari perusahan internasional yang berbasis di Missouri, Amerika Serikat. Aturan di Enterprise, dan rental mobil lainnya, si penyewa adalah si sopir. Jadilah, saya melakukan reservasi online, dan mendatangi kantor Enterrise di Oswald Street, Glasgow City Centre.

Saat itu, sewa menyewa saya dimulai jam 9 pagi. Saya tiba di Enterprise beberapa menit sebelum tepat jam 9. Sang resepsionis sudah bisa menebak nama saya. Kata mbaknya, sehari sebelumnya, dialah yang menelpon saya untuk memastikan reservasi. Apa saja dokumen yang dibutuhkan?

1. Paspor

2. British Resident Permit

3. Kartu ATM yang nomornya kita gunakan saat reservasi online. Kartu ini harus memiliki sisa saldo £200 yang akan digunakan untuk debit deposit.

4. SIM A (SIM biasa alias bukan SIM internasional juga dibolehkan)

5. Surat keterangan tempat tinggal di Britania Raya. Saat itu, saya membawa bukti tagihan Council Tax saya.

6. Surat keterangan akun bank. Di Britania Raya, bank tidak menerbitkan buku tabungan, tetapi hanya selembaran yang berisi details akun bank nasabah.

Setelah semua dokumen disetorkan, sang resepsionis akan mencetak receipt dan menawarkan beberapa asuransi. Selain asuransi kecelakaan, kita juga akan ditawari semacam side road assistance. Jadi, ketika misalnya ban kita kempes di jalan, atau mobil yang kita sewa tiba - tiba mogok, akan ada mekanik dari Enterprise yang langsung meluncur ke lokasi.

Saat itu, saya iyakan saja add - ons yang ditawarkan oleh Mbaknya dengan konsekuensi saya menambah sekitar £13. Teman - teman saya yang pernah menyewa mobil di sini umumnya tidak mengambil asuransi tersebut dengan alasan hal - hal darurat tadi less likely menimpa kita sebagai penyewa. Tapi, musibah siapa yang tahu bukan. Apalagi, saya baru pertama kali menyetir di Britania Raya. Just in case....

Setelah sepakat dengan tambahan asuransi, saya diantar ke mobil yang terpakir di basement kantor Enterprise. Waw, ini perusahaan rental niat banget. Gedung parkirnya dedicated. Di sudut gedung juga ada tempat cuci mobil untuk membersihkan mobil yang selesai disewa.

Saya lalu dikenalkan dengan mobil Vauxhall 5 - seater yang sebelumnya sudah saya reservasi. Saya juga diberi tahu di mana tangki bensin dan jenis bahan bakar yang digunakan. Selain itu, saya diingatkan untuk mengembalikan mobil dengan kondisi indikator bensin sama dengan saat mobil dipinjam. Saat itu, tangki bensinya 1 strip di bawah full.

Saya merasa sangat terbantu, karena sebelum meninggalkan gedung Enterprise, mbaknya juga menjelaskan bagaimana menyalakan mesin mobil, di mana tombol lampu, wiper, hingga AC dan heater. Apakah sewa mobil termasuk juga dengan perangkat GPS? Sayangnya tidak. Kami saat itu meminjam GPS milik PPI Greater Glasgow.

Perjalanan ke Stirling alhamdulillah berjalan lancar. Saya mengembalikan mobil pada malam hari setelah sebelumnya mengisi bensin sebesar £14 hingga indikator bensin sama seperti pagi tadi. Setelah dihitung - hitung, lebih efisien memang bepergian dengan menyewa mobil dibanding kami harus menupang bis, apalagi kereta. Dengan mobil, kami bisa juga singgah ke tempat wisata. Saat itu kami sempat ke Wallace Tower dan Stirling Castle.

Perjalanan Kedua: Tidak Perlu Asuransi

Kedua kali menyetir, saya merasakan pengalaman singgah di beberapa kota sekaligus. Tujuan pertama kami adalah ke Manchester untuk menghadiri acara KIBAR (Keluarga Islam Britania Raya). KIBAR mengadakan Spring Gathering di Ashton Mosque, Manchester.

Sabtu, 2 April 2016 jam 7 pagi, saya, Kang Yudi, Kang Herru, dan Mas Osa berjalan kaki dari Grafton Place menuju Oswald Road untuk mengambil mobil di Enterprise. Saya, Kang Yudi, dan Mas Osa didaulat menjadi sopir untuk total rombongan KIBAR Glasgow sebanyak 19 orang.

Tiba di kantor Enterprise, saya mengeluarkan dokumen yang diperlukan, minus Council Tax saya. Karena sudah pernah meminjam di Enterprise, saya hanya perlu memperlihatkan bukti akun bank, SIM, Paspor, dan ATM untuk didebit jaminan sebesar £200. Belajar dari pengalaman sebelumnya dan berkomitmen untuk menyetir dengan aman, maka kami tidak menambahkan asuransi sama sekali.

Receipt dari Enterprise. Selain mendapat print out receipt,
customer juga mendapat salinan format pdf dan dikirimkan lewat email. 
Kami menyewa mobil selama tiga hari. Mulai Sabtu pagi dan dikembalikan Selasa pagi. Alhamdulillah perjalanan, meskipun menantang, berakhir manis. Sebelum saya kembalikan mobil ke Enterprise, saya membawa pulang dulu koper saya ke kosan, lalu menyetir ke City Centre.

Mobil yang saya gunakan adalah Ford Fiesta berwarna putih. Menurut Mas Osa yang sudah mengobrol dengan staf Enterprise, mobil kami semuanya keluaran bulan Juni 2015. Mas Osa dan Kang Yudi menyewa mobil 7 - seater Hyundai Santa Fe.

Bersama Ford Fiesta,
Si Mobil Koka, tiba di Old Trafford, 4 April 2016.


Oh ya, meskipun mobil yang kami sewa aman - aman saja, masih ada potensi kami terkena tilang. Saat menyewa mobil ke Stirling seperti yang sudah saya bahas di atas, rombongan Bang Bagus cs terpaksa mengeluarkan £60 karena dikirimkan surat tilang. Menurut polisi, mereka masuk ke lajur Bus.

Terkait tilang, di Britania Raya sistemnya tidak sama dengan di Indonesia. Seharusnya sih istilahnya bukan 'tilang'. Karena 'tindakan' polisi terhadap pelanggar lalu lintas tidak langsung diproses di tempat tetapi melalui rekaman CCTV. Jika melanggar, pengemudi akan dikirimkan surat ke mailing address. Deg - degan sih. Semoga kami tidak mendapatkan surat cinta dari pak polisi ya.

[UPDATE]: Alhamdulillah seluruh kru road trip tidak mendapatkan surat tilang. Sinyal yang sangat baik untuk terlaksananya road trip selanjutnya. :)

No comments: